­
­
Ramadan dengan Keberkelanjutan - Eka Rahmawati

Ramadan dengan Keberkelanjutan

Instagram BBBBook Club

Weekend 15 Februari lalu saya mengikuti webinar yang diadakan oleh BuIbu Baca Buku Book Club (BBBBook Club) yang mengangkat tema "Menyambut Ramadan dengan Keberlanjutan." Selain tema, saya juga makin tertarik dengan narasumber yang diundang yaitu Ibu DK Wardhani. 

Saya yakin buat teman-teman yang sudah menerapkan zero waste di kehidupan sehari-hari pasti sudah familiar dengan ibu Dini (sapaan ibu DK Wardhani). Soalnya ibu Dini adalah salah satu penulis yang bukunya selalu jadi panduan untuk pemula yang mau mempelajari soal gaya hidup minim sampah. 

Ngomongin apa aja? 

Di bulan ramadan potensi-potensi konsumsi berlebihan apa aja sih dan apa yang bisa kita lakukan. Serta ada gak sih hubungannya pola konsumsi kita dengan perubahan iklim. 

Narasumber: DK Wardhani (Penulis buku, pegiat komunitas, dan gaya hidup berkelanjutan yang juga seorang ibu dari 2 anak kembar dan 7 tahun menjalani home schooling. Lulusan arsitek ITB ) dan Romauli Panggabean (Knowledge Generation Lead) Koalisi Sistem Pangan Lestari, dipandu oleh Rewina Ika Pratiwi (BBBBook Club). 

Koalisi sistem pangan lestari merupakan bagian dari Food and Land Use Coalition (FOLU) yang merupakan inistif global yang bekerjasama dengan para mitra guna mentransformasi sistem pangan dan tata guna lahan dunia melalui penyusunan solusi berbasis science dan aksi kolektif. Indonesia jadi salah satu negara pelopor inisiatif ini. Bekerjasama dengan kolumbia, cina, india, Australia, negara nordik lain dan inggris.

WRI (World Resource Institute Indonesia) berperan sebagai sekretariat yang bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan ini dan juga kerjasama kolaboratif antara para pemangku kepentingan di Indonesia. 

Food Waste yang Bisa Kita Hasilkan di Bulan Ramadan 

Bu Diah menemukan sebuah artikel menarik dari Imam of the Albanian Australian Islamic Society yaitu  Dr Bekim Hasan Beliau menyampaikan kekhawatirannya ketika puasa tiba, maknanya jadi bergeser yang harusnya menjadi bulan puasa atau fasting menjadi feasting atau bulan berpesta.

Memang pastinya suka cita saat menyambut ramadan, tapi terkadang berlebihan jadi kita kehilangan inti dan makna apa sebenarnya bulan ramadan itu. Jadi, yuk di bulan ramadan kali ini kita mengembalikan lagi niatnya apa makna ramadan itu. 

Sejak kita kecil diajarkan yang namanya puasa itu identik dengan menahan diri dan mengendalikan hawa nafsu. Jadi, harusnya kita itu kembali lagi memaknai fasting itu apa dan apa itu menahan diri. Jangan sampai terjebak.  


Menurut pengamatan Bu DK Wardhani, orang Indonesia punya mentalitas takut kekurangan. Jadi, mau memuliakan tamu pasti dilebihkan. Jadi, misalnya mau ngundang 10 orang, kita bikin menu untuk 15 orang. 


Sampah Naik saat Bulan Puasa, Kok Bisa? 

Data dari DLH, di bulan Ramadan sampah meningkat hingga 20 persen. Sampah terdiri dari campuran makanan dan kemasan. 

Namun, ternyata fenomena kenaikan jumlah sampah saat ramadan ini bukan cuma terjadi di Indonesia saja. Di negara lain seperti di Uni Emirat Arab, Malaysia, maupun negara-negara msulim lainnya. Salah satu sebabnya karena mungkin semangat menyambut ramadan dan banyak orang yang berlomba-lomba untuk memberikan seeprti menu buka puasa, sedekah makanan, mentraktir untuk masjid, di jalan, dll. 

Kenapa hal ini bisa terjadi? padahal di Al-quran juga diingatkan jangan kamu hambur-hamburkan harta kamu secara boros. Karena pemborosan adalah saudara setan. Sampah itu adalah jejak setan, karena yang menghambur-hamburkan dan berlebihan itu adalah setan.  

Kita harus lihat bahwa sampah kita itu harta. Plastik misalnya botol air mineral banyak yang gak tahu kalo plastiknya asalnya dari minyak bumi dan dieksplorasi di lepas pantai untuk mendapatkan minyak bumi yang kemudian kita jadikan botol, padahal botolnya cuma dipake sekali. Alangkah borosnya kita. 

Ada Fatwa MUInya 



Saya baru tahu lho kalo ternyata (Majelis Ulama Indonesia) MUI sejak 2014 sudah mengeluarkan Fatwa tentang pengelolaan sampah untuk mencegah kerusakan lingkungan seperti dilarang mubazir, dilarang israf, menyia-nyiakan harta, barang dan dilarang berlebih-lebih, mendaurulang barang yang masih bisa digunakan. Kayaknya sih sosialisasinya kurang kenceng kali yaa, makanya gak semua orang tahu akan Fatwa ini. 

Peristiwa TPA Leuwigajah Jadi Salah Satu Ledakan  Sampah Terbesar di Dunia 

Buat yang belum tahu, pada 21 Februari 2005, di TPA Leuwigajah, Jawa Barat pernah terjadi peristiwa ledakan dan longsor akibat becampurnya gas metana dan sampah lainnya. Akibatnya 157 orang meninggal dan 2 wilayah hilang dari peta karena tertimbun sampah. 

Dari peristiwa tersebut kita perlu menyadari bahwa ternyata dari sampah yang kita hasilkan bisa mencelakai orang lain. Nabi Muhammad SAW sendiri itu mengingatkan bahwa tidak boleh ada bahaya dan membahayakan orang lain. 

Kita itu diingatkan bahwa menyingkirkan gangguan di jalan adalah salah satu cabang keimanan. Jadi, ayo kita amalkan yang kita bisa. Menyingkirkan gangguan di jalan saja sudah bagian dari keimanan, apalagi kalo tidak menghasilkan gangguan, itu akan lebih lagi nilainya. 

Sampah adalah Sisa Konsumsi Manusia yang Tidak Terkelola 

Jadi, ketika mengganti kata-kata sampah dengan sisa konsumsi manusia ternyata banyak orang lebih paham. Berarti kalo kita mengonsumsi ini tidak bersisa tidak akan ada sampah ya. Kalo kita ganti kata sampah dengan sisa konsumsi, bayangan kita jijik, bau, dan ingin menyingkirkan akan jauh berkurang ketika kita menggunakan kata sisa konsumsi. 


Kiat Ramadan Hijau 

Yang bisa dilakukan: 

1. Melakukan cegah, pilah, olah sisa konsumsi di rumah tangga kita. Kalo belum menjadi habits, ramadan kali ini bisa menjadi momen baik buat belajar dan mengubah habit kita. Karena bulan ramadan itu kan bulan pelatihan, bulan untuk melatih kebiasaan baru. 
2. Kita latih semua anggota keluarga kita untuk menghabiskan makanan yang dikonsumsi. Meski terdengar sepele, tapi bisa menjadi struggling untuk ibu2 yang anaknya GTM. Tapi, solusinya perlu kita sesuaikan lagi menunya, porsinya, waktunya diatur, dan jangan dipaksa. 

Mungkin bisa kalo bulan ramadan masaknya cukup 1 atau dua jenis masakan aja. Misalnya sayur bening dan tempe/tahu saja agar gak ribet. Karena waktunya mau dipake buat yang lain yang lebih produktif untuk ibadah, dll. Jadi nggak terjebak dengan menghamburkan atau masak kebanyakan. 

3. Menghemat air saat berwudhu dan mandi juga sangat penting untuk diingatkan. Perlu diingat 97% air di bumi kita ini adalah air asin atau air laut. Hanya 3 persen air tawar, dari 3 persen air tawar, 2 persennya adalah es di kutub. Jadi, manusia ibaratnya rebutan 1 persen air untuk digunakan sehari-hari.

Kalo kita wudhu dan mandi masih boros air coba deh bayangkan banyak orang yang susah mendapatkan akses air. Air kan juga dipake untuk kebutuhan petani seperti menanam.  Air memang bisa diperbaharui, tapi memerlukan waktu lama untuk bisa menjadi air yang bersih dan layak pakai. 

Wudhu 1 mud

4. Hemat energi listrik. Perlu diketahui kalo listrik kita itu mayoritas masih berasal dari batu bara. 

5. Belajarlah mengompos dan bercocok tanam. Karena dengan mengompos itu adalah salah satu cara yang indah dan sangat membangkitkan rasa syukur. Karena apapun dari tanah bisa kembali ke tanah lagi. Ini adalah salah satu nikmat Allah untuk manusia. 

6. Pasang Penanda Area Minim Sampah ketika kita ingin melakukan buka puasa minim sampah di luar rumah. Kita bisa berkoordinasi dengan RT/RW dan warga sekitar. Contoh dengan banner yang guna ulang. Sebaiknya tidak ada tahun hijriahnya biar bisa dipake ulang. 

7. Mulai gerakan sedekah sampah berbasis masjid. Dengan begitu DKM bisa diilibatkan dan DKM nanti juga bisa menapatkan kas dari donasi sampah. 

8. Menyediakan tempat sampah terpilah. Tapi ini perlu dimulai dari diri kita sendiri dulu di rumah baru bisa nular ke yang lain. 

9. Sediakan takjil yang minim sampah 

10 Peminjaman wadah untuk ifthar di masjid. Untuk cara ini pemilik bisa memberikan aturan, misalnya saat dikembalikan dalam keadaan bersih dan harus dimasukkan dalam boks sebelumnya. 

11. Siapkan air isi ulang untuk berbuka. Sistem ini harus ada orang yang piket untuk mencuci gelas agar gelas tidak kehabisan. 

12. Berikan pesan hijau di setiap hantaran kita. Isinya bisa apa saja yang mengingatkan untuk minim sampah. Misalnya : wadah ini bisa digunakan kembali, habiskan makananmu, ayo sayangi bumi. 

13. Paket sehat ramadan yang isinya sayuran, protein mentah, telur, dll menjadi pilihan bagus daripada memberikan sembako yang isinya ultra process food. Bisa dilakukan dengan yang datang bisa pake wadah sendiri.

14. Berikan donasi minim sampah misalnya buah-buahan minim sampah.

15. Hantaran dan zakat fitrah. 

16. Sholat Ied yang bersih, syahdu, dan indah


Mulailah dari apa yang kita bisa. Jangan merasa wah itu terlalu tinggi, karena pasti ada 1 atau dua hal yang bisa dilakukan. 


You Might Also Like

0 comments